Minggu, 06 Januari 2013

CAHAYA

CAHAYA Melihat Dalam Gelap Jika Anda melihat berarti tempat tersebut terang. Jika malam Anda pergi tidur, mematikan lampu. Pada awalnya Anda tidak melihat apa-apa, tapi setelah beberapa saat Anda dapat melihat sedikit. Bagaimana bisa? Mengapa kadang-kadang Anda dapat melihat dalam gelap dan kadang-kadang tidak? 1.1 alat dan bahan  ruang yang terang (cahaya)  ruang yang gelap  teman 1.2 langkah kerja 1. pilihlah 1 subjek yang akan anda lihat. 2. pandangi subjek selama 30 detik. 3. tutup mata anda dengan kedua tangan. 4. lakukan langkah 1-3 pada ruang bercahaya. 5. hitunglah sampai 60. 6. kemudian buklah tutup mata anda. pertanyaan 1: apa yang anda lihat? 7. ulangi langkah 3-6 pada ruang tertutup. pertanyaan 2: apa yang anda lihat? pertanyaan 3: apakah ada perbedaan subjek yang anda pandang dalam ruang gelap menuju ruang terang? Pertanyaan 4: mengapa bisa begitu? jawab, Ada perbedaan antara subjek diruang bercahaya dan diruang gelap. Subjek diruang bercahaya lebih kecil dibandingkan dengan subjek di ruang gelap. Jika Anda datang dari kegelapan, mata Anda menyesuaikan diri dengan cahaya. Subjek yang Anda lihat adalah seperti sebuah lubang di mata Anda, dimana cahaya masuk. Jika lubang besar, maka akan ada banyak cahaya melewatinya. Dalam kegelapan tidak ada banyak cahaya. Ketika lampu senter bersinar ada tiba-tiba banyak cahaya. Untuk melindungi mata Anda, subjek akan kelihatan lebih kecil, sehingga tidak banyak cahaya datang melalui lubang. Untuk melihat, harus ada bayangan yang jatuh di retina. Untuk dapat melihat ukuran subjek mata Anda akan menyesuaikan jumlah cahaya di daerah tersebut. Dalam gelap, subjek terlihat besar sehingga ada cukup cahaya pada retina Anda, sujek terlihat kecil dalam cahaya terang. Hal ini terjadi untuk perlindungan mata Anda. Dalam fisika, lubang ini disebut lubang eksposur. Terdapat pada sebuah kamera dan mikroskop, misalnya diafragma untuk mengatur cahaya. Berkas Cahaya Dibiaskan Pernahkah Anda memperhatikan bahwa di kamar mandi bak mandi terlihat dangkal. Sepertinya Anda memiliki kaki yang sangat pendek? Apakah itu di kolam renang tampak seperti Anda memiliki kaki yang sangat pendek? Penelitian ini menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi. 1.1 alat dan bahan  cahaya senter  gelas  air  tulisan  gunting 1.2 langkah kerja 1. potong beberapa bagian dari tulisan atau bacaan. 2. tuangkan air ke dalam gelas. Isi hingga penuh. 3. hidupkan senter dan arah kan pada tulisan. pertanyaan 1: apa yang terjadi ketika gelas berisi air diletakkan di depan tulisan? 4. sekarang letakkan gelas di depan tulisan dan arahkan senter lurus dari depan gelas. pertanyaan 2: apa yang terkadi? pertanyaan 3: mengapa bisa begitu? Kedua berkas cahaya tidak lagi lurus, tapi membuat tikungan di segelas air. Mereka membentuk sebuah sudut. Untuk melihat kita memerlikan cahaya. Cahaya dari obyek menuju mata Anda. Ketika cahaya berjalan melalui berbagai jenis bahan, cahaya menjadi kabur. Kecepatan cahaya tergantung pada media. Hal ini karena zat-zat lainnya memiliki kepadatan yang berbeda. warna pelangi Ketika hujan dan matahari bersinar pada saat yang sama, Anda dapat membuat pelangi. Seperti pelangi memiliki warna berbeda. Namun Anda melihat di bawah sinar matahari tetapi warna cahaya. Di mana warna-warna pelangi berasal? 1.1 alat dan bahan  cermin  air  wadah  cahaya  plastisin  kertas putih 1.2 langkah kerja 1. tempelkan plastisin pada dinding wadah. Lihat gambar! 2. letakkan cermin agak miring sesuai tempelan permen karet. Lihat gambar! 3. masukkan air kedalam wadah. Lihat gambar! Pertanyaan 1: Menurut Anda apa yang terjadi ketika sinar matahari memantulkan cahaya pada kertas putih? 4. pastikan ada sinar matahari yang menyinari cermin. 5. peganglah kertas putih sesuai arah pantulan cahaya dari cermin. Pertanyaan 2: Apa warna yang Anda lihat? Pertanyaan 3: Di mana warna itu berasal? Pertanyaan 3: Bagaimana bisa begitu? Sinar matahari putih terdiri dari berbagai warna cahaya. Air memecah cahaya ke dalam warna berbeda. Cahaya memiliki kecepatan yang berbeda dalam zat yang berbeda. Hal ini dapat membelokkan cahaya, membuatnya tampak seolah jika arah cahaya berubah. Cahaya putih, seperti sinar matahari misalnya, terdiri dari berbagai macam warna. Setiap warna memiliki indeks bias, sehingga pada sudut yang berbeda dibelokkan. Pelangi terjadi ketika warna cahaya, dan semua air berada pada sudut yang berbeda dibelokkan. Pecahnya cahaya menjadi beberapa warna berbeda disebut dispersi. Dalam penelitian ini, kami memiliki prisma terbuat dari air. Prisma adalah bentuk yang cocok untuk dispersi. Membuat Pelangi Tidak terlalu sering Anda melihat pelangi. Pelangi memiliki warna yang indah. Anda juga dapat membuat pelangi sendiri! Beberapa anak bermain di musim panas di bawah sinar matahari di kebun. Dalam percobaan ini Anda akan membuat pelangi di dalam rumah! 1.1 alat dan bahan  sinar matahari  kaca atau gelas  air 1.2 langkah kerja 1. isilah gelas dengan air. 2. letakkan segelas air pada tempat yang cukup sinar matahari. 3. tunggulah sampai air tenang. 4. tempatkanlah kertas putih tepat pada sinar yang menembus segelas air tersebut. pertanyaan 1: apa yang anda lihat pada kertas? pertanyaan 2: apa yang terjadi ketika anda mengambil segelas air dengan bentuk berbeda? pertanyaan 3: mengapa bisa begitu? Sinar matahari dan cahaya putih lainnya sebenarnya 'semua warna cahaya': semua warna yang ada masuk. Air dapat memisahkan semua warna, sehingga Anda dapat melihat mereka secara terpisah. Jadi Anda dapat melihat pelangi. Itu hanya dapat dilihat ketika cahaya melewati air. Cara kerjanya sama dengan pelangi juga.. Cahaya memiliki kecepatan yang berbeda di media yang berbeda. Warna cahaya yang berbeda memiliki kecepatan yang berbeda, namun, dan karena itu berbeda (pada sudut yang berbeda) dibelokkan, menyebabkan warna cahaya yang berbeda karena ditarik terpisah. Kita sekarang dapat melihat warna cahaya yang berbeda secara terpisah. Jadi kita melihat pelangi. "

PERCOBAAN INDRA PENGELIHATAN (MATA)

Lubang di tangan anda? Anda melihat dengan mata tapi otak Anda lakukan juga. Dalam percobaan ini, Anda dapat menipu otak Anda sedikit, sehingga Anda melihat hal-hal aneh. 1.1 alat dan bahan  selembar kertas A4  cahaya  objek/ benda 1.2 langkah kerja 1. gulunglah kertas dengan diameter 3 cm. 2. letakkan gulungan pada mata kanan dan pegang gulungan dengan erat dengan tangan kanan. Lihat gambar! 3. memandangi objek dengan jarak 6 meter. 4. pandangi beberapa detik objek tersebut dengan menggunakan gulungan kertas. 5. perlahan-lahan tempelkanlah tangan kiri yang terbentang pada gulungan dengan jarak 20 cm. pertanyaan 1: apa yang anda lihat? pada pertanyaan 1 Rasanya seperti ada sebuah lubang di tangan Anda. Otak dan mata Anda melihat dua gambar. Jika dua mata Anda melihat hal yang berbeda, mereka menggunakan sedikit dari keduanya untuk membuat gambar. Mata kiri Anda akan melihat tangan Anda, tetapi dengan mata kanan Anda melihat obyek jauh. Otak Anda membangun dua gambar yang diterima oleh mata anda. Hal ini merupakan suruhan blind spot Anda), mereka mengisinya sendiri. Dalam penelitian ini, mereka menambahkan tabung dan obyek di belakang dengan tangan kiri Anda, sehingga tampak seolah-olah Anda melihat sekeliling Anda melalui tangan kiri Anda. Hantu Tulip Apakah semua yang anda lihat benar-benar ada? Atau Anda dapat melihat hal-hal yang tidak ada? 1.1 alat dan bahan • kertas merah • kertas hijau • kertas hvs • plester (tape) • gunting 1.2 langkah kerja 1. potonglah kertas berbentuk bunga seperti gambar. 2. tempelkan bunga tadi pada dinding. 3. tempelkan juga kertas putih disamping bunga. 4. gulunglah kertas berbentuk silinder. 5. pertanyaan 1: menurut anda apa yang akan terjadi jika anda memandangi bunga tulip cukup lama dengan menggunakan gulungan kertas? 6. tetap pandangi bunga tulip dengan gulungan kertas. 7. perlahan tutup mata kiri dengan tangan kiri. Pandangan masih tetap pada bunga tulip. 8. pandangi bunga tersebut selama 1 menit. 9. setelah 1 menit alihkan pandangan pada kertas putih di samping, masih menggunakan gulungan kertas. Pertanyaan 2: Apa yang Anda lihat? Pertanyaan 3: Bagaimana hal itu bisa terjadi? Anda melihat bunga biru-hijau-biru dengan gagang merah pada kertas putih. Mata Anda benar-benar melihat hanya tiga warna: hijau, biru dan merah. Semua warna lainnya adalah campuran warna: hijau, biru dan merah. Putih merupakan gabungan dari semua warna. Jika Anda lama melihat warna merah, mata Anda sedikit lelah melihat warna merah. Jika Anda alihkan ke kertas putih Anda melihat putih. Putih hijau, biru dan merah bersama-sama. Tapi mata Anda lelah melihat merah. Oleh karena itu Anda melihat dua warna lain, biru dan hijau. Jadi Anda melihat bunga biru-hijau pada kertas putih. Mata Anda bosan dengan warna hijau pada batang, sehingga bunga Anda melihat berwarna merah-biru. Mata Anda memiliki sel fotoreseptor yang menyerap warna hijau, biru, dan merah. Apakah Anda melihat sesuatu yang putih, maka itu berarti bahwa mata Anda menerima warna merah, hijau dan biru. Berkunang-Kunang Dengan mata Anda bisa melihat seseorang. Dan dengan mata Anda dapat mengawasi lingkungan. Anda dapat melihat sekitarnya, tapi Anda tidak melihat itu benar-benar tajam. Dapatkah Anda melihat segala sesuatu dari sudut mata Anda? 1.1 alat dan bahan • kerta putih • pensil atau spidol berwarna • tangan atau penggaris 1.2 langkah kerja 1. buatlah tangan kirimu berbentuk pistol. 2. letakkan kertas di atas meja. 3. tempelkan tangan kiri seperti pistol di atas kertas. Seperti gambar. 4. tandailah dengan tanda bulat pada telunjuk.Lihat gambar! 5. tandailah dengan tanda bintang pada ibu jari. Lihat gambar! 6. kerta tetap berada diatas meja. 7. pendangi kedua tanda yang sudah dibuat. 8. mulailah tutup mata kiri dengan menggunakan tangan kiri anda. 9. lihatlah tanda yang anda buat di sebelah kiri menggunakan mata kanan. pertanyaan 1: apa yang terjadi? 10. sekarang coba balik. 11. mulailah tutup mata kanan dengan menggunakan tangan kanan anda. 12. lihatlah tanda yang anda buat di sebelah kanan menggunakan mata kiri. pertanyaan 2: apa yang terjadi? pertanyaan 3: bagaimana hal itu bisa terjadi? pertanyaan 4: apakah anda bisa melit atau bekerja dengan menggunakan mata kiri atau mata kanan saja? Dalam mata ada satu bagian yang tidak dapat melihat. Ini disebut blind spot (titik buta). Selama percobaan berlangsung, tanda bintang dan bulat persis di tempat blind spot. Oleh karena itu kedua tanda dapat menghilang secara bergantian. Dalam setiap mata ada sel yang sensitif terhadap cahaya. Sel-sel ini mengirim sinyal ke otak kita, sehingga kita dapat melihat. Blind spot adalah tempat di mata mana sel-sel ini tidak dapat mengirimkan sinyal ke otak. Setiap orang buta bayangan yang diterima mata jatuh pada blind spot bukan pada retina. Biasanya Anda melihat sesuatu dari sini, karena otak Anda adalah bagian buta diri Anda sendiri. Tapi jika Anda memiliki satu mata mencari tanda bintang, maka tanda bintang bisa berantakan seperti gambar pada blind spot.

IKATAN BATIN

AGAMA DAN ILMU

AGAMA DAN ILMU Agama, garis sosial dengan pengaruh besar dalam kehidupan. Agama memiliki pengaruh besar, ideologi, dan dasar hidup bagi manusia untuk menjalani kehidupan sehari-harinya. Agama juga merupakan hukum yang paling mendasar di dunia, hukum yang statis, tidak terbantahkan, sehingga menjadi sebuah budaya, kebiasaan, peraturan, undang-undang, hingga pandangan hidup terkuat untuk mencapai kesejahteraan hidup seorang manusia. Dihubungkan dengan masyarakat, tiap masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri. Mereka sudah ditentukan dan dibentuk sejak lahir agar dapat menentukan petak kehidupan mereka di masa depan. Tentunya, seluruh masyarakat menginginkan kehidupan yang baik, sejahtera, dan damai, seperti yang tertera jelas pada hukum-hukum agama. Sebuah kedamaian otentik merupakan tujuan semua agama, bukan satu agama saja. Anehnya, visi yang sama itu tidak dapat terlihat secara jelas. Hal itu karena detail-detail yang tidak penting dibahas secara mendalam, ataupun dijadikan sumber perbedaan pendapat, hingga menimbulkan konflik. Tidak hanya konflik kecil, melainkan konflik internasional yang sudah terlihat jelas seperti konflik abadi (cantoh: perang salib dan terorisme dengan misi membrantas kaum kafir). Jika ini terus terjadi, visi tersebut tidak akan terlihat lagi sebagai satu tujuan antaragama. Seharusnya perbedaan dan konflik bisa diselesaikan dengan langkah-langkah mudah, tapi dirumitkan oleh pola pikir manusia yang amat pendek. Jika sudah begini, siapa yang salah, dan siapa yang benar, tetap terlihat "Transparan". Secara umum, agama adalah aturan sosial yang dirancang untuk memberikan kebersamaan kolektif yang berkaitan dengan aspek yang tidak dapat diketahui dari kehidupan manusia, kematian dan keberadaan, serta dilema yang sulit timbul dalam proses pembuatan keputusan moral. Dengan demikian, agama tidak hanya memberikan tanggapan terhadap masalah manusia abadi dan pertanyaan, tetapi juga merupakan suatu dasar bagi kohesi sosial dan solidaritas dan memberikan ajaran hidup beretika dan bermoral. Karena ini adalah karya referensi sosiologi, seharusnya tidak mengejutkan bahwa definisi agama menekankan pada aspek-aspek sosial agama. Aspek psikologis dan pengalaman diabaikan sama sekali, itulah sebabnya definisi ini hanya digunakan terbatas. Fakta bahwa ini adalah definisi yang tepat dalam sosiologi menunjukkan bahwa asumsi umum agama yang terutama atau semata-mata sebuah "kepercayaan kepada Tuhan" adalah dangkal. Agama adalah sistem keyakinan, praktek dan organisasi yang bentuknya nyata terutama etika dalam berperilaku semua pengikutnya. Keyakinan agama adalah interpretasi dari pengalaman langsung dengan mengacu pada struktur dasar alam semesta, pusat-pusat kekuasaan dan takdir, ini yang selalu dipahami sebagai supernatural. Perilaku dalam ritual merupakan contoh pertama; praktek standar, dimana orang percaya dan berperilaku dalam bentuk simbolik dihubungkan dengan supernatural. Definisi ini terfokus pada aspek sosial dan psikologis agama. Hal ini tidak mengherankan dalam referensi ilmu sosial. Meskipun menurut agama, interpretasi alam semesta adalah "selalu" supranatural, keyakinan semacam itu hanya dianggap sebagai satu aspek dari apa yang bukan merupakan ciri khas tunggal. Ilmu pengetahuan didefinisikan sebagai tubuh pengetahuan tentang manusia dan alam semesta yang didasarkan pada observasi, eksperimen, dan pengukuran, sedangkan agama mewujudkan ajaran-ajaran yang didasarkan pada iman dan kepercayaan, maka kedua domain tersebut akan terjerumus ke dalam konflik apabila mereka diperlakukan secara epistemologis. Alasan ini tidak bisa dihindari. Sebagian besar agama mengandung kosmologi dan biologi, yaitu, di dalam agama ada penjelasan tentang asal usul alam semesta dan kehidupan di planet ini. Dalam artian, ajaran yang paling religius meliputi klaim ilmiah. Namun, karena agama telah berabad-abad mengambil porsi dalam ilmu pengetahuan, maka konflik terjadi ketika ilmu pengetahuan yang sebenarnya muncul sebagai aktivitas manusia yang berbeda dan terorganisir. Konflik ini tidak menjadi jelas di Barat sampai abad keenam belas dan ketujuh belas. "Perang" yang berkembang pada waktu itu, antara ilmu dan agama, ditunjukkan oleh perjuangan epik Galileo dengan Gereja Katolik atas teori heliosentris Copernicusnya. Meskipun akhirnya dipaksa untuk menarik kembali teorinya oleh Inkuisisi (lembaga-pengadilan Gereja Katolik), Galileo tetap mengembangkan metode ilmiahnya, dengan konsekuensi mendapat penolakan dari otoritas mutlak pemimipin lembaga gereja Katolik. Pada saat semua agama – ajaran hidup berdasar keyakinan dan kehormatan dan ketaatan pada moral dan etika yang murni – menjadi Lembaga (Institusi), agama selalu akan berperan di medan politik dan menjauhkan diri dari umatnya. Perang ini terus sampai sekarang, dan mencapai klimaksnya pada abad ke-19 dalam pertempuran antara dogma penciptaan dalam agama (Genesis) dan teori evolusi Darwin. Perlu dicatat, bagaimanapun ilmu pengetahuan tidak bisa muncul jika tidak dibebaskan dari dogmatis. Itu adalah perkembangan pemikiran keagamaan yang akhirnya melahirkan ilmu pengetahuan modern. Robert Merton (1938) telah menyarankan untuk mengikuti jejak Max Weber yaitu perkembangan dalam Protestanisme menyebabkan munculnya budaya rasionalisme individualistik kondusif di abad ketujuh belas di Inggris (revolusi industri). Dalam dunia kontemporer, ilmu pengetahuan dan bukan agama cenderung memiliki status budaya yang lebih besar dan signifikan. Satu indeks dari pembicaraan ini adalah sejauh mana gerakan keagamaan baru, seperti Christian Science dan Scientology, mencoba mendekat pada prestise ini untuk diri mereka sendiri dengan memasukkan ilmu menjadi judulnya. Namun, tidak dapat diasumsikan bahwa ilmu pengetahuan adalah master lengkap dari medan perang. Meskipun set-piece pertempuran abad kesembilan belas mungkin telah dimenangkan oleh ilmu pengetahuan, pertempuran masih terus berlanjut. Memang, ada yang menyatakan bahwa babak baru pertempuran akan segera dimulai, menyusul kekecewaan populer yang berkembang terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang menandai dekade 1960-an dan 1970 serta krisis yang lebih baru dari kepercayaan sekuler berpikir diwakili oleh " peralihan ke postmodernisme". Tentu saja tahun 1980-an dan 1990-an kita telah melihat serentetan buku yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pemikiran ilmiah modern, dan pemikiran kosmologi modern, adalah konsonan jika tidak benar-benar mendukung posisi agama. Gerakan ini dimulai pada tahun 1984 ketika Paul Davies, profesor fisika matematika di University of Adelaide, menerbitkan Allah dan Fisika Baru (Cambridge University Press 1984), hanya untuk menerima lebih jauh dorongan dari keberhasilan sensasional dari Stephen Hawking lewat bukunya Sejarah Singkat Waktu (Oxford University Press 1988), sebuah buku yang berakhir dengan kalimat, "Jika kita menemukan jawaban [terhadap masalah teori yang lengkap alam semesta] itu akan menjadi kemenangan akhir manusia. Alasan untuk kemudian kita benar-benar akan mengetahui pikiran Tuhan”. Inilah komentar yang mendorong Paul Davies untuk menulis Pikiran Allah (Heinemann 1992) di mana ia mencoba untuk membuktikan secara logis dan ilmiah bahwa Tuhan, atau semacam hal yang tertinggi ini harus ada dalam kehidupan manusia. Penulis lain telah mengikuti Davies dan mencoba untuk menunjukkan bahwa mungkin secara ilmiah Tuhan ikut campur tangan di alam semesta tanpa melanggar hukum alam. Sementara baru-baru ini Frank Tipler, dalam Fisika Kematian: Kosmologi modern, Tuhan dan Kebangkitan Orang Mati (Macmillan 1995), telah mencoba untuk menyatakan bahwa alam semesta diciptakan agar kita bisa berada di sini untuk mengamatinya. Teologi harus dipahami sebagai sebuah cabang fisika. Upaya ini memasukkan kosmologi ilmiah ke dalam pandangan dunia agama, dan dengan cara yang agak mengingatkan pada teori Huxley dan teori evolusi Darwin, ahli biologi Richard Dawkins telah muncul untuk membela ilmu ateistik . Dawkins, The Blind Watchmaker (Longman 1986) dan The Selfish Gene (Oxford University Press 1989) mengamati bahwa istilah Allah, yang digunakan dalam pengertian fisikawan tidak ada hubungannya dengan Tuhan dalam Alkitab atau dalam agama lain. Jika seorang fisikawan mengatakan bahwa Allah adalah nama lain untuk konstanta Planck, atau Allah adalah superstring, kita harus menerimanya sebagai cara metafora indah untuk mengatakan bahwa sifat superstring atau nilai konstanta Planck adalah misteri yang mendalam. Bahasan Prof Dr Komaruddin Hidayat pada judul buku baru karangan Karen Armstrong, "Masa Depan Tuhan" (2011) dalam edisi bahasa Indonesia. Armstrong adalah penulis keagamaan yang serius, tradisi risetnya kuat, sehingga pantas jika lebih dari 15 bukunya masuk ranking terlaris di dunia. Tuhan dalam kajian Armstrong adalah Tuhan yang menyejarah, yang hidup di tengah dan bersama pemeluknya,Tuhan yang kemudian melahirkan komunitas orang beriman dan sekian banyak tradisi dan institusi agama. Jadi, Tuhan sebagai Yang Mahatinggi dan Absolut tentu tidak dibatasi waktu, tak mengenal kemarin, sekarang, dan masa depan. Bahkan juga tidak terpahami oleh akal pikiran. Kita terlalu banyak berbicara tentang Tuhan akhir-akhir ini dan apa yang kita katakan sering dangkal, kata Armstrong. Di samping menyajikan dinamika jejak-jejak Tuhan dan pengaruhnya dalam sejarah manusia, buku ini secara tidak langsung menjawab paham ateisme modern yang berciri sangat rasional dan ilmiah (scientific atheism) yang telah memukau masyarakat modern dan anak-anak muda di Barat. Selama abad ke-16 dan ke-17, di Barat lahir peradaban baru yang diatur dengan rasionalitas ilmiah dan ekonomi yang berbasis pada teknologi serta penanaman modal. Sejak itu satu-satunya ukuran kebenaran adalah metode ilmiah. Logos mengalahkan mitos. Padahal di dalam mitos keagamaan terkandung kebenaran dan kebajikan yang tidak dapat dijangkau oleh logos. Tafsiran yang serba rasional atas agama menimbulkan dua fenomena baru yang sangat khas: fundamentalisme dan ateisme. Selama ini tokoh yang mengembangkan paham ateisme selalu merujuk pada Feurbach, Karl Marx, Nietzsche, atau Freud yang muncul di abad ke- 19.Tetapi sekarang bermunculan paham ateisme baru yang dimotori terutama oleh Richard Dawkin,Christopher Hitchens, dan Sam Haris. Dalam karya-karya mereka akan ditemukan argumentasi ilmiah kontemporer untuk menyerang umat beragama yang masih mempercayai Tuhan dan campur tangan-Nya dalam sejarah. Terhadap serangan yang dimaksud, buku Armstrong ini turut berdiri sebagai pembelaan terhadap eksistensi agama-agama. Logika dan pendekatan ilmiah, terlebih yang mengandalkan paham empirisisme-positivisme, tidak akan pernah mampu memotret dan menganalisis misteri kehidupan, keberagamaan dan kebertuhanan. Berbagai karya Armstrong secara serius berhasil menyajikan betapa agama dan keyakinan pada Tuhan selalu hadir pada panggung sejarah dan turut memengaruhi manusia dalam memaknai hidupnya. Agama, keyakinan dan pemahaman terhadap Tuhan, senantiasa berinteraksi dengan perkembangan sejarah sebuah masyarakat dengan segala aspeknya. Karena itu, katanya, memahami kitab suci hanya sebatas kata-kata literernya akan menyesatkan dan mengalami reduksi, tidak sampai pada pesan inti agama. Di sisi lain, arogansi ilmiah dalam memahami agama telah mendorong munculnya respons balik berupa fundamentalisme agama. Perubahan mind-set pemahaman agama dan kehidupan di Eropa sangat dipengaruhi oleh ekspedisi Christopher Columbus pada 1492 yang berhasil menemukan benua baru Amerika, yang disponsori Raja Katolik Ferdinand dan Isabella. Berita keberhasilan ini menyebar bagaikan wabah baru, bahwa di luar Eropa ternyata ada dunia lain yang sangat menarik untuk dieksplorasi. Jadi, ekspedisi, eksplorasi, perpindahan penduduk dan penyebaran informasi baru selalu melahirkan sintesa budaya baru, yang diawali dengan masalah dan tantangan baru. Hari ini, apa yang terjadi pada abad ke-15 di Eropa telah merata di seluruh dunia melalui jejaring internet dan dunia maya. Masyarakat terkondisikan untuk berani melampaui batas-batas dunia yang diketahui. Pertemuan dan benturan berbagai tradisi dan informasi budaya serta agama ini telah membuat sebagian besar umat beragama gamang dan ”shocked”. Bahwa klaim kebenaran, keilahian, dan surga ternyata juga dimiliki oleh kelompok umat agama lain. Sementara itu, ada juga kelompok yang secara gigih menentang adanya Tuhan dan ingin menghapus agama. Perasaan tidak nyaman dan terancam dalam beragama inilah akar munculnya gerakan fundamentalisme . Mengutip Armstrong, fundamentalisme adalah iman yang sangat reduktif. Dalam kecemasan dan ketakutan mereka, kaum fundamentalis sering mendistorsi tradisi yang mereka coba bela, misalnya dengan sangat selektif membaca ayat-ayat kitab suci yang membenarkan kekerasan dan permusuhan terhadap umat yang berbeda keyakinan. Kaum fundamentalis yakin bahwa mereka berjuang atas nama Tuhan, tetapi sebenarnya religiositas jenis ini mewakili kemunduran dari Tuhan. Demikianlah, dunia terus berputar. Sejarah terus bergulir merekam sepak terjang pemikiran dan perilaku manusia. Agama pun sering kali jadi sasaran kritik dan caci maki. Tetapi nyatanya agama tetap hidup dan berkembang.Tuhan selalu berada di hati manusia. Ini membenarkan pandangan yang mengatakan bahwa ”agama memiliki seribu nyawa”. Kalaupun mati satu, masih lebih banyak yang bertahan hidup. Orang boleh saja mengkritik perilaku umat beragama dan berbagai institusi keagamaan yang dibangunnya, tapi kesadaran, kebutuhan dan keyakinan agama masih tetap menggelora. Dengan agama seseorang mencari makna dan tujuan hidup yang lebih hakiki dan mulia.

IKATAN BATIN

IKATAN BATIN (Ikatan batin dua pihak yang sangat kuat seperti ”lem”, ikatan batin seorang ibu dengan anak kandungannya.) Dalam museum Mesir, di kota Berlin ada sebuah relief yang luar biasa mengagumkan. Relief ini dipahat dalam batu kapur dan menggambarkan firaun Aknaton dan istrinya Neferti bersama tiga anak mereka. Bapak Aknaton sedang mencium putri Merit-Aten. Dua putri lain duduk di atas pangkuan Neferti sambil bermain dengan perhiasan-perhiasan ibu mereka. Relief ini menyokong dalil yang mengatakan hubungan penuh kasih sayang antar anak dan orang-tua, bapak dan ibu, sejak ribuan tahun sudah dirasakan dan diekspresikan. Ikatan batin bukan suatu penemuan di zaman modern. Ikatan batin kepada orang tua dan nenek/kakek dapat ditemukan dalam semua budaya-budaya dunia (Amerika Utara dan Selatan, Afrika, Asia, Australia dan Eropa). Anak-anak melekat pada orang-orang yang dipercayai, meskipun dalam kondisi-kondisi pembinaan yang amat berbeda, dan biasanya orang yang sangat dipercayai adalah orang tua mereka. Pada saat tertekan, ketakutan, dan sedih mereka selalu mendekati orang yang dapat melindungi mereka. Ikatan batin dengan orang tua membantu mereka menyesuaikan emosi-emosi mereka, yang kadang-kadang sangat hebat. Ikatan batin ini membantu mereka untuk menghadapi, dengan penuh percaya diri, lingkungan mereka. Anak-anak yang dibesarkan di asrama, tanpa pendidikan tetap, tanpa peneguh, tanpa pengasuh tetap, biasanya menjadi orang dewasa yang selalu mengalami kebimbangan. Ini juga dapat dibuktikan melalu tes darah, mereka mengalami produksi hormon stress (cortisol) yang berlebihan. Tetapi ada juga anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua mereka sendiri yang mengalami kebimbangan setelah mereka dewasa. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah mereka sesungguhnya mendapat pendidikan, bimbingan yang bagus? Mengasuh dan mendidik anak-anak bukan masalah sepele, apalagi jika orang tua sama sekali tidak mendapat pelajaran pedagogis dan tidak memiliki talenta alam dalam bidang mengasuh anak! Sering anak-anak dilalaikan pada waktu mereka memerlukan bimbingan dan dukungan. Model orangtua mereka belum bagus. Anak tidak dapat meniru model yang bagus agar mereka dapat membangun karakter dan personalitas mereka. Inilah alasan utama kenapa mereka menjadi anak bandel atau anak cacat-mental. Asal mula penelitian ilmiah mengenai ikatan batin dilakukan oleh Darwin. Darwin dapat disebut sebagai ilmuwan pertama bidang ilmu yang mempelajari aspek-aspek perilaku manusia (behavioural sciences). Dia mencatat semua tingkah laku anak-anaknya, tangisan, senyuman, dan ekspresi-ekspresi lain yang menunjukan ikatan batin mereka pada orang tua mereka. Pada awal abad 20 psikiater Freud dan Watson mengaitkan ikatan batin anak dan ibunya dengan kenyataan bahwa ibu munyusui anaknya. Susu ibunya, menurut teori psikiater ini, memotivasi anak untuk tidak meninggalkan sumber makanan mereka (ibuadalah sumber makanan). Teori mereka mencontohkan pelajaran melalui pengkondisian (Pavlov) . Pakar biologi primata Harry Harlow dan Frans de Waal membuktikan teori kasih sayang pada ibu tidak dikembangkan melalui perut (susu). Mereka menyaksikan primata selalu akan mencari pelindung yang berkulit halus dan tidak mencari ibu mereka sendiri yang menyusui mereka. Teori mereka mengandaikan bahwa kasih sayang pada umumnya dan ikatan batin pada khususnya amat terkait dengan kemampuan mencari perlindungan. Ternyata psikiater anak, John Browlby, memaklumi bahwa ikatan batin anak manusia juga mengikuti pola perkembangan ikatan batin primata. Dia berpendapat bahwa bayi-bayi memiliki prilaku, seperti menangis dan tersenyum, yang bertujuan untuk menarik perhatian seseorang dari jenis yang sama, yang dapat melindunginya. Ikatan batin adalah sifat bawaan (terletak dalam DNA/gen) dan menjamin hidup lama untuk meneruskan jenis. Ikatan batin sudah terpatri dalam evolusi jenis homo (manusia). Tentu saja tiada orang yang dapat meloloskan diri dari desakan ikatan batin, begitu juga pada anak-anak yang menderita autisme (gangguan kemampuan prilaku sosial yang parah). Karena ikatan batin tidak dikondisikan lewat perut, jadi ikatan batin yang unik dengan ibu biologis sama sekali tidak ada. Pendidik-pendidik lain juga dapat berperan sebagai peneguh/pengasuh. Yang terpenting adalah pergaulan mereka dengan anak harus sering dilakukan (intensif). Kualitas dan kemampuan yang sesuai ilmu pedagogi sangat penting dalam tiap bidang pendidikan anak: di rumah, di Paud dan TK, di SD dan SMP/SMA. Penting sekali anak-anak dapat merasakan bahwa mereka memiliki ikatan-batin dengan pendidik-pendidik mereka! Pendidik akan menjadi MODEL mereka. Ikatan batin merupakan contoh bagus suatu sifat yang hampir sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan. Kalau pendidik mampu membaca hati dan prilaku anak, baik dan buruk, dan menanggapinya langsung, anak berpeluang besar merasakan ikatan batin dan keamanan. Apa yang menyebabkan anak tidak memiliki ikatan batin yang bagus? Dapat dibayangkan sendiri! Beberapa anak menjadi bandel dan nakal karena mereka tidak mendapat kasih sayang dari pendidik mereka. Mereka mengalami kekurangan MODEL yang dapat diikuti: mereka tidak memiliki ikatan batin dengan model yang bagus. Apakah proses pendewasaan masa muda yang baik sangat penting bagi anak-anak? Memang luar biasa penting! Perkembangan karakter emosional (Emotional Intelligence) anak terutama hanya dapat dikembangkan pada saat anak berumur 2 - 7 tahun. Paud dan TK dapat membantu proses perkembangan karakater emosional anak. Jika anak mengalami kekerasan, penyiksaan, pelalaian, sepanjang hidupnya dia akan menderita (mengalami kekurangan kepercayaan diri, depresi, suli berhubungan dengan orang lain). Apalagi pengalaman buruk ini akan dicetak dalam gennya. Demikian rasa tidak aman dapat diwariskan kepada generasi berikut. Apakah orang tua dan pendidik pada umumnya memerlukan pelatihan pedagogi? (ilmu membimbing; secara literal berarti ''membimbing anak''). Apakah calon ibu dan bapak memerlukan pelatihan dan pengujian sebelum mereka berencana melahirkan anak? Tentu sangat dibutuhkan! Banyak anak yang mengalami kegagalan dalam hidupnya karena orang tua dan pendidik tidak mengetahui cara-cara menyikapi perilaku anak. Sebelum calon ibu dan bapak ingin mempunyai anak, mereka dapat dilatih mengenai bagaimana seharusnya merawat dan mengasuh dengan baik perkembangan karakter anak-anak. Serta mereka dapat berkonsultasi dengan orang yang sudah memiliki anak. Tetapi biasanya manusia tidak pernah mau tahu tentang pendidikan pedagogi, karena pengasuhan sudah tertanam dalam insting manusia. Sekarang sudah banyak keluarga yang peduli akan perkembangan anak mereka. Apa persepsi masyarakat tentang pelatihan pedagogi? Biasanya manusia berpendapat tiap ibu dan bapak sudah memiliki insting yang memungkinkan mereka mendidik anaknya dengan baik. Apakah itu benar? Ya, kita memang sering mengalami hal ini. Ibu menggangap diri mereka sudah bisa. Hanya dengan menggunakan naluri keibuan, memberikan kasih sayang sudah dirasa cukup untuk anak. Belajar melakukan hubungan dengan diri sendiri dan dengan orang lain. Perkembangan karakter dapat dikatakan proses melalui beberapa tahap tertentu. Perubahan dan kemajuan merupakan dua komponen esensial dalam proses Pembangunan Karakter 1. Inti perkembangan sosial adalah: • Memperdulikan orang lain: memperhatikan teman dan memahami isyarat-isyarat verbal maupun non verbal dengan baik. • Merundingkan dengan orang lain: kerja sama, mendengar, membantu, tidak memaksakan pendapat sendiri pada orang lain. • Empati: memahami emosi sendiri dan emosi orang lain dan memahami tujuan-tujuan orang lain. • Menguasai emosi: mampu menerima kegagalan, menahan emosi pada saat kegagalan, berani mengalah. • Menguasai tingkah-laku sendiri: berpikir sebelum berbuat, jangan berlaku berlebih-lebihan. • Meluruskan persoalan-persoalan: mampu meluruskan pertentangan dan pertengkaran, mendamaikan bentrokan. • Menghargai aturan-aturan: memenuhi perjanjian yang dibuat. Pendidikan berkontribusi bagi murid bukan hanya pada perkembangan kognitif saja, tetapi juga pada perkembangan sosial emosional. Bapak/ibu, nenek/kakek dan pendidik di sekolah sangat berperan dalam proses perkembangan sosial emosional anak. Diperlukan hubungan yang bersifat positif dengan orang tua. Keluarga dan guru memberikan kepercayaan diri yang kuat pada anak. Mereka akan merasa aman untuk mengembangkan ide-ide mereka, tidak takut melakukan kesalahan dan lebih mantap bergaul dengan anak-anak lain. Bagaimana dengan anak-anak yang suka memilih teman untuk diajak bermain? Biasanya hanya mau dengan teman yang serumpun/satu komunitas/satu kelompok? apakah kita biasanya juga bergaul seperti anak paud: memilih teman yang sudah dikenal? Kita lebih suka berteman dengan si A dan tidak dengan si B. Inilah kebiasaan manusia. Kita mencari keamanan dan biasanya kita takut pada orang yang tidak kita kenal. Anak meniru model orang tua dan keluarganya. Kadang kita harus menerima prilaku ini tetapi juga dengan manis tapi tegas mencoba mengatasinya, merubah prilaku ini. Caranya: pemberian MODEL yang baik kepada anak-anak, pembina dapat menunjukkan dia berani bermain dengan siapa saja. Peran keluarga, ortu, dan pendidik sebagai peneguh sangat diperlukan jika mereka memperlihatkan, merekam, dan mau bergaul dengan siapa saja. Anak akan merasa aman dengan siapa saja. Selain itu mereka merasa diterima dan dibantu dengan baik. Sudah dipastikan bahwa hubungan positif (ikatan batin) antara orang tua, keluarga, guru dan murid secara langsung menambah ketrampilan-ketrampilan sosial para murid. Hati anak-anak melekat pada orang tua, keluarga dan gurunya. Orang tua, nenek/kakek dan pendidik di sekolah tidak sempurna, tetapi mereka harus memiliki kemampuan: • Empati dan wawasan yang luas • Semangat dan energi • Optimisme dan humor Mendidik dengan baik dapat dianggap sebagai pemenuhan kebutuhan para murid di dua bidang, kognitif dan sosial. Artinya pendidik harus: • Meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui mengajar: penjelasan dan pengenalan dan feedback (pengaruh arus balik). • Memberikan perhatian pada perkembangan sosial melalui perhatian pada prilaku anak dan hubungan anak dengan keluarga dan temannya. Singkat kata: anak-anak akan belajar bagaimana kita dapat bergaul bersama dengan cara sopan dan sosial. Anak-anak yang dikucilkan atau diganggu dan digoda akan mengalami gangguan negatif dalam perkembangan sosial mereka. Anak-anak ini akan mengalami kemunduran dalam proses pelatihan ketrampilan-ketrampilan sosial. Jika selalu dikucilkan dan tidak diperbolehkan ikut bermain dan belajar bersama, anak-anak menutup dirinya dan perkembangan ketrampilan sosialnya menurun. Tentunya kemajuan belajar akan terganggu. Proses perkembangan sosial akan selalu menghasilkan tingkat kesosialan yang berbeda. Beberapa anak dapat mengembangkan sifat-sifat sosial yang kuat dan kadang juga beberapa anak dapat mengembangkan sifat-sifat anti sosial. Lingkungan dan keluarga sangat mempengharui perkembangan sosial anak-anak. Hubungan sosial: tanpa hubungan dengan orang lain hidup tidak bermakna. Memilih teman dilakukan berdasar beberapa unsur: persamaan, kesetimbalan atau komplementer. Anak-anak semuanya memerlukan hubungan dengan anak-anak di sekitarnya. Apalagi mereka suka sekali bermain bersama dan melakukan sesuatu bersama. Demikianlah mereka dapat mengetahui aturan-aturan sosial. Orang tidak dapat hidup sendirian, sebab setiap orang hanya dapat menjadi manusia bersama orang lain. Manusia juga sangat memerlukan pengakuan dan penghargaan. Jika kita sama sekali tidak menerima pengakuan atau penghargaan perkembangan emosional akan sangat terganggu. Harga diri akan hilang. Sering anak-anak tidak pernah mendapat pujian atau penghargaan dari bapak dan ibunya. Dengan demikian keadaannya, jelas peran orangtua, keluarga dan guru amat penting: pujian dan penghargaan harus menjadi tindakan utama tiap hari di rumah maupun di sekolah. Pujian adalah alat utama dalam pendidikan yang positif dan akan memberikan peluang pada anak-anak untuk cepat maju: proses perkembangan kognitif maupun emosional akan semakin kuat dan baik. Anak-anak juga akan merasa aman dan bahagia. Persahabatan adalah hubungan erat yang biasanya berlaku lama antar sebaya dan berdasarkan kepercayaan dan keyakinan kedua belah pihak. Kejujuran adalah ciri utama persahabatan. Selain itu yang juga amat penting adalah memenuhi janji, melakukan apa yang dijanjikan, dapat menjaga rahasia bersama, saling menukar informasi atau pendapat pribadi, dan saling menukar pikiran dengan keyakinan bahwa tidak akan diumumkan. Ciri-ciri persahabatan-persahabatan murid: • saling membantu • saling percaya • bergaul bersama • selalu berdiri bersama • jarang bertengkar Murid Paud dan TK dalam bermain biasanya sendiri dan murid SD bermain bersama. Biasanya anak-anak merasa paling aman jika mereka berada bersama dengan orang tua mereka. Keamanan ini memberikan peluang pada anak-anak untuk meneliti dan menemukan lingkungan mereka dan dunia di sekitar mereka. Demikian anak-anak menunjukan percaya diri dan juga kepercayaan pada orang lain. Mereka mudah berhubungan, tidak menaruh curiga dan amat peka terhadap pengalaman teman-teman mereka. Anak-anak yang tidak memiliki rasa aman/terlindungi justru sering takut dan penuh kecurigaan. Mereka mengalami kesulitan menahan emosi dan sering berlaku agresif. 1. Pembinaan: memberi dorongan semangat dan memacu anak-anak. Anak-anak akan mengikuti pembina dan guru yang semangat dan memberikan perhatian yang baik kepada mereka. Pembinaan serupa memungkinkan anak-anak dengan rasa gembira ikut serta dalam kegiatan-kegiatan baru, mengatasi kegagalan dan memberanikan diri. 2. Tiap anak harus diterima sebagai satu anak yang unik dan spesial yang memiliki personalitas (kepribadian) sendiri, dengan perkembangan karakternya dan pendapatnya sendiri. Orangtua dan guru harus menghadapi setiap anak dengan sikap terbuka, jujur, dan serius tanpa meniadakan pendapat dan perasaan anak. 3. Keterbukaan: hubungan dimana dan apa saja dapat dibicarakan. Anak-anak harus mengetahui dengan kepastian mereka dapat membincangkan apa saja tanpa ditertawai atau tidak dihiraukan. Orangtua dan pembina harus memperlihatkan keterbukaannya dan keseriusannya. 4. Hukuman sering dianggap sebagai alat terbaik dalam usaha-usaha pengendalian tingkah laku anak-anak. Hukuman bukan salah, tapi sebenarnya merupakan alat yang memalukan. Mengapa? Sepertinya kita sebagai orangtua atau guru tidak punya cara lain atau tidak berusaha mencari alternatif. Seberarnya alternatif sudah ada! Dan ternyata alternatif-alternatif tersebut jauh lebih berhasil. Kuncinya: berikanlah pada anak-anak wawasan terhadap kesalahannya. Sambil berbincang bersama anak untuk mengetahui dan memahami kesalahannya, akibat kesalahannya dan cara dia dapat menghindari kesalahannya. Selama beberapa abad sudah diketahui hukuman tidak dapat menghasilkan efek positif pada tingkah laku manusia; justru sebaliknya hanya sementara saja kelakuan buruk akan berhenti. Hukuman sama sekali tidak menghentikan kelakuan buruk dan tidak akan menghasilkan kelakuan yang baik. Kadang-kadang jika tidak berhasil, maka biarkan anak mengalami sendiri sebagai pengalaman mereka. Kami sering lakukan itu di Paud: anak yang berlari-larian dan mengganggu temannya sulit kita berikan wawasan tentang akibat yang terjadi. Biarkan mereka alami sendiri: jatuh berguling atau menangis. Baru diberikan wawasan jika hal itu dilakukan maka inilah akibatnya. Tingkah laku baru hanya dapat diajarkan melalui pengesahan dan pemberian hadiah. Dalam proses pendidikan tingkah laku yang bagus/baik selalu harus diberikan hadiah atau pujian. (contoh: stikker, hore, tepuk tangan, dan sentuhan). Penghadiahan yang paling penting adalah pengesahan dan penguatan rasa percaya diri. 5. Orangtua dan guru harus memperlihatkan tingkah-laku mereka yang selalu konsekuen, tegas dan jelas terhadap semua murid-murid. Plin-plan atau ragu-ragu adalah sikap yang sangat buruk. Salah jika pembina menghukum murid tanpa menjalankan hukuman tersebut. 2. Fase perkembangan: Umur 4 – 8 Tahun, Perluasan Lingkungan Sosial Pikiran anak-anak pada awalnya sangat egosentris (kepentingan sendiri). Pada saat anak-anak bersekolah di Paud atau TK sikap egosenstris bertahap akan menghilang karena perluasan drastis lingkungan sosialnya. Anak-anak akan menemukan banyak teman yang ikut masuk apalagi banyak guru atau pembina! Anak-anak menemukan dunia baru yang belum terbayang. Jumlah hubungan-hubungan bertambah dan harus dirawat. Banyak persahabatan dengan teman-teman baru. Selain teman nyata mereka juga punya teman khayalan (imajinasi), yang sebenarnya menguntungkan perkembangan sosial emosionalya. Anak-anak yang punya teman khayalan lebih koperatif, kreatif, fasih, jarang agresif, lebih tekun, lebih terfokus pada pekerjaannya dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Khayalan, Imajinasi membantu anak-anak menghadapi dunia! Karena lingkungan sosial meluas, anak-anak mulai menyadari makna penting keluarganya sendiri. Perhatian pada asal-usul keluarganya berkembang. Identification fase. Tahap pertama pengenalan pribadi (umur 3-7 tahun) Bertahap anak mulai menunjukkan kepribadiannya, mengambil peran dan memberanikan diri melawan orang lain. Dia mengetahui pentingnya aturan. Dan dia meniru orang yang menjadi modelnya. Sepanjang hari, ketika melihat sesuatu yang tidak diketahui, mereka akan bertanya ”Apa itu? apa itu?” Mereka ingin tahu apa saja. Mereka belum mampu memandang dan menilai hal-hal atau peristiwa melalui mata orang lain. Semuanya dilihat sepihak: egosentris. (eksperimen Piaget). Demikan juga emosi orang lain hanya dapat dirasakan sepihak. Baru pada umur 5-6 tahun anak dapat merasakan dan menerima emosi dan pandangan orang lain. Anak-anak di bawah umur 6 bersifat impulsif (ikut rangsangan): berpikir dan berbuat langsung. Mereka belum sepenuhnya dapat memahami atau memikirkan akibat perbuatan mereka. Anak Paud bermain sendiri. Mereka masih sibuk memenuhi semua keinginan mereka. Anak-anak TK sudah mulai bermain bersama, sudah dapat membagi permainan, dapat mengalah. Permainan dengan aturan-aturan yang jelas, paling disukai anak-anak TK. Anak Paud masih mengalami kesulitan bermain permainan dengan banyak aturan. Pembina bertahap akan memberikan wawasan terhadap konsep berbagi. Pembinaan: anak-anak umur 4-8 juga tergantung pada MODEL yang dapat menasehati dan mengatur tingkah laku mereka. Mereka menyesal jika mereka dimarahi atau jika prilaku mereka ditolak. Kehadiran model sangat penting tiap hari. Pembinaan seharusnya difokuskan pada keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan pembentukan identitas (karakter) anak-anak. Anak pada umur ini masih meniru apa yang dilakukan, diucapkan oleh orangtua, keluarga, pembina dan lingkungan di sekitarnya. Pada umumnya peniruan Model dilakukan tidak saja di Paud atau TK tetapi juga di Sd, SMP, SMA dan Mahasiswa. Peran model (pembina/guru) amat penting. Berikanlah mereka kesempatan berfantasi, berimijinasi! Anak Paud hanya dapat berkonsentrasi beberapa menit saja. Mereka cepat dirangsang oleh sesuatu lain. Mereka belum bisa menghindari segala rangsangan yang muncul dalam lingkungan mereka. Anak-anak dapat belajar bersama pembina cara bagaimana mereka dapat memperhatikan teman-teman mereka, berbagi permainan, menerima kekalahan dan mendamaikan persoalan berkat. Pada saat pertikaian pembina dapat menguraikan apa yang sebenarnya terjadi, mana yang baik dan mana yang buruk, serta bagaimana cara menghindari pertikaian. Pembina harus siap ikut campur, menguraikan persoalan dan membenarkan yang baik dan menentukan yang tidak baik bersama anak-anak. Umur 8 – 12 Pada periode ini penentuan identitas sosial amat penting dan minat pada kepribadiannya mulai muncul. Tiap anak ingin diterima oleh kelompoknya dan selalu akan ikut norma-norma kelompoknya. Umpamanya mereka suka mengumpulkan kelereng-kelereng atau robot-robotan. Anak yang suka dengan kelereng akan ikut dengan kelompok kelereng dan demikian dia membangkitkan minatnya dan menjadi anggota kelompok tersebut. Penukaran kelereng menjadi kegiatan sehari-hari mereka. Perkembangan persahabatan Jenis Persahabatan Periode-Umur Sifat-sifat Persahabatan Teman bermain Sebelum masuk sekolah Teman adalah anak yang menetap dekat rumahmu dan kebetulan menjadi teman bermain. Bantuan sepihak SD kelas 1-3 Teman adalah anak yang cukup akrab yang mengetahui apa yang anda suka dan tidak suka; teman penting karena dia dapat melakukan apa yang anda suka. Kerja sama dalam organisasi SD kelas 4 -6 Hubungan timbal balik yang terencana. Saling mengikuti keinginan dan harapan, tidak bertahan lama dan pertikaian dapat memecahkan persahabatan. Hubungan sahabat karib Umur 12-16 Hubungan lebih erat dan bertahan lama. Persahabatan sangat terbuka. Saling ketergantungan. Perselisihan-perselisihan tidak mengakhiri persahabatan. Demi pembangunan identitas sosial, peluang-peluang latihan untuk berinteraksi bersama amat diperlukan. Pergaulan dengan anak-anak sebaya penting demi perkembangan karakter dan kepribadian anak-anak. “Mendapat hubungan-hubungan buruk dengan anak-anak sebaya” ternyata sering mengakibatkan permasalahan di masa depan. Perubahan-perubahan pada Umur 12-16 Pada masa ini badan anak akan mengalami perubahan: fisiknya mulai berubah ke fisik orang dewasa. Anak memerlukan bantuan untuk menghilangkan sifat “ketergantungan” kepada orang dewasa. Demikian anak dapat memperkuat hubungannya dengan anak-anak sebaya. Pada pubertas anak mengalami perubahan fundamental bentuk fisiknya dan batinnya. Permainan: pandangan pakar pedagogi dan pakar psikologi. John Locke: berpendapat bahwa anak mengembangkan dirinya karena dipengaruhi oleh lingkungan. Walaupun bakat (talenta) amat berperan, Locke berpendapat “belajar” paling penting dalam proses berkembangan. Kunci-kunci sukses adalah: asosiasi, ulangan, imitasi, belajar melalui model, penghargaan, pujian dan hukuman. Dia amat benci pada hukuman apalagi hukuman badan. Hukuman akan menghasilkan manusia tanpa motivasi. Pujian, rayuan dan pelajaran melalui model merupakan jalan terbaik. Jean Piaget: melakukan penelitian tentang perkembangan karakter sosial-emosional dan kognitif anak-anak. “Bermain” menurut hasil penelitian sangat penting. Anak sepertinya sudah tahu, “bermain” amat diperlukan demi perkembangan daya pikirannya. Anak-anak melakukan permainan secara naluriah. Menurut Piaget “bermain” lebih berperan pada proses mencocokkan peristiwa-peristiwa yang baru dengan pola pikiran yang lama daripada proses menyusun kembali pikiran supaya dapat menyatu dengan peristiwa-peristiwa yang baru. Perkembangan “bermain” berjalan sesuai beberapa tahap perkembangan sosial emosional dan kognitif. • Sensori motorik (dari waktu kelahiran sampai umur 18 bulan) adalah “bermain serbaguna”, anak kecil akan mengulang-mengulang beberapa gerakan, karena dia merasa gembira pada saat dia dapat melakukannya. • Pre-operasional (antara umur 2-4 tahun) “bermain pura-pura” (main toko-tokoan, bayi-bayian, sekolah-sekolahan). Dengan demikian “bermain” memerlukan bayangan mental dan kemampuan berbahasa; “berpura-pura” sambil merubah keadaan dan menghidupkan kembali dengan obyek-obyek penggantinya dalam urut-urutan tertentu. • Konkrit operasionil (antara umur 7-11 tahun) “bermain dengan aturan”, anak-anak menteaterkan dan memainkan hidup sosial sehari-hari persis dengan aturan-aturan sosial yang berlaku. • “Bermain” menurut Piaget mengembangkan diri dari individual praktis ke individual simbolis ke sosial kolektif simbolis. “Bermain” adalah dasar untuk membayangkan sesuatu, dasar segala daya cipta (kreativitas dan imajinasi) dan dasar kemampuan untuk merencanakan sesuatu (planning). Teori Belajar Sosial 1. Bandura mengutarakan bahwa anak-anak belajar terutama dari peran model, contoh nyata. Contohnya model dan peran orangtua mereka. Tingkah laku sosial adalah peniruan (imitasi) akibat pengamatan yang nyata. Orangtua memang model terpenting. Jika mereka memukul anak mereka, mereka menunjukan pada anak mereka bagaimana caranya menyakiti orang lain. 2. Bandura menyebut 4 proses yang berperan dalam belajar melalui pengamatan: perhatian, daya ingatan, kemampuan mengulang gerakan motorik, penguatan, penghargaan dan motivasi. 3. Erikson menekan kerjasama anak dengan dunia sosial. Kepercayaan pada lingkungan sangat diperlukan dan sangat penting agar anak dapat berkembang. Kepercayaan ini memungkinkan 'rasa ketidaktergantungan' pada orang lain berkurang agar dia berani sendiri dan mandiri! Demikian anak akan berani mengambil peran, berinisiatif dan berimijinasi serta membangun rasa ingin tahu. DUNIA ANAK-ANAK PADA DASARNYA LAIN DARI ORANG DEWASA