Minggu, 06 Januari 2013

IKATAN BATIN

IKATAN BATIN (Ikatan batin dua pihak yang sangat kuat seperti ”lem”, ikatan batin seorang ibu dengan anak kandungannya.) Dalam museum Mesir, di kota Berlin ada sebuah relief yang luar biasa mengagumkan. Relief ini dipahat dalam batu kapur dan menggambarkan firaun Aknaton dan istrinya Neferti bersama tiga anak mereka. Bapak Aknaton sedang mencium putri Merit-Aten. Dua putri lain duduk di atas pangkuan Neferti sambil bermain dengan perhiasan-perhiasan ibu mereka. Relief ini menyokong dalil yang mengatakan hubungan penuh kasih sayang antar anak dan orang-tua, bapak dan ibu, sejak ribuan tahun sudah dirasakan dan diekspresikan. Ikatan batin bukan suatu penemuan di zaman modern. Ikatan batin kepada orang tua dan nenek/kakek dapat ditemukan dalam semua budaya-budaya dunia (Amerika Utara dan Selatan, Afrika, Asia, Australia dan Eropa). Anak-anak melekat pada orang-orang yang dipercayai, meskipun dalam kondisi-kondisi pembinaan yang amat berbeda, dan biasanya orang yang sangat dipercayai adalah orang tua mereka. Pada saat tertekan, ketakutan, dan sedih mereka selalu mendekati orang yang dapat melindungi mereka. Ikatan batin dengan orang tua membantu mereka menyesuaikan emosi-emosi mereka, yang kadang-kadang sangat hebat. Ikatan batin ini membantu mereka untuk menghadapi, dengan penuh percaya diri, lingkungan mereka. Anak-anak yang dibesarkan di asrama, tanpa pendidikan tetap, tanpa peneguh, tanpa pengasuh tetap, biasanya menjadi orang dewasa yang selalu mengalami kebimbangan. Ini juga dapat dibuktikan melalu tes darah, mereka mengalami produksi hormon stress (cortisol) yang berlebihan. Tetapi ada juga anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua mereka sendiri yang mengalami kebimbangan setelah mereka dewasa. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah mereka sesungguhnya mendapat pendidikan, bimbingan yang bagus? Mengasuh dan mendidik anak-anak bukan masalah sepele, apalagi jika orang tua sama sekali tidak mendapat pelajaran pedagogis dan tidak memiliki talenta alam dalam bidang mengasuh anak! Sering anak-anak dilalaikan pada waktu mereka memerlukan bimbingan dan dukungan. Model orangtua mereka belum bagus. Anak tidak dapat meniru model yang bagus agar mereka dapat membangun karakter dan personalitas mereka. Inilah alasan utama kenapa mereka menjadi anak bandel atau anak cacat-mental. Asal mula penelitian ilmiah mengenai ikatan batin dilakukan oleh Darwin. Darwin dapat disebut sebagai ilmuwan pertama bidang ilmu yang mempelajari aspek-aspek perilaku manusia (behavioural sciences). Dia mencatat semua tingkah laku anak-anaknya, tangisan, senyuman, dan ekspresi-ekspresi lain yang menunjukan ikatan batin mereka pada orang tua mereka. Pada awal abad 20 psikiater Freud dan Watson mengaitkan ikatan batin anak dan ibunya dengan kenyataan bahwa ibu munyusui anaknya. Susu ibunya, menurut teori psikiater ini, memotivasi anak untuk tidak meninggalkan sumber makanan mereka (ibuadalah sumber makanan). Teori mereka mencontohkan pelajaran melalui pengkondisian (Pavlov) . Pakar biologi primata Harry Harlow dan Frans de Waal membuktikan teori kasih sayang pada ibu tidak dikembangkan melalui perut (susu). Mereka menyaksikan primata selalu akan mencari pelindung yang berkulit halus dan tidak mencari ibu mereka sendiri yang menyusui mereka. Teori mereka mengandaikan bahwa kasih sayang pada umumnya dan ikatan batin pada khususnya amat terkait dengan kemampuan mencari perlindungan. Ternyata psikiater anak, John Browlby, memaklumi bahwa ikatan batin anak manusia juga mengikuti pola perkembangan ikatan batin primata. Dia berpendapat bahwa bayi-bayi memiliki prilaku, seperti menangis dan tersenyum, yang bertujuan untuk menarik perhatian seseorang dari jenis yang sama, yang dapat melindunginya. Ikatan batin adalah sifat bawaan (terletak dalam DNA/gen) dan menjamin hidup lama untuk meneruskan jenis. Ikatan batin sudah terpatri dalam evolusi jenis homo (manusia). Tentu saja tiada orang yang dapat meloloskan diri dari desakan ikatan batin, begitu juga pada anak-anak yang menderita autisme (gangguan kemampuan prilaku sosial yang parah). Karena ikatan batin tidak dikondisikan lewat perut, jadi ikatan batin yang unik dengan ibu biologis sama sekali tidak ada. Pendidik-pendidik lain juga dapat berperan sebagai peneguh/pengasuh. Yang terpenting adalah pergaulan mereka dengan anak harus sering dilakukan (intensif). Kualitas dan kemampuan yang sesuai ilmu pedagogi sangat penting dalam tiap bidang pendidikan anak: di rumah, di Paud dan TK, di SD dan SMP/SMA. Penting sekali anak-anak dapat merasakan bahwa mereka memiliki ikatan-batin dengan pendidik-pendidik mereka! Pendidik akan menjadi MODEL mereka. Ikatan batin merupakan contoh bagus suatu sifat yang hampir sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan. Kalau pendidik mampu membaca hati dan prilaku anak, baik dan buruk, dan menanggapinya langsung, anak berpeluang besar merasakan ikatan batin dan keamanan. Apa yang menyebabkan anak tidak memiliki ikatan batin yang bagus? Dapat dibayangkan sendiri! Beberapa anak menjadi bandel dan nakal karena mereka tidak mendapat kasih sayang dari pendidik mereka. Mereka mengalami kekurangan MODEL yang dapat diikuti: mereka tidak memiliki ikatan batin dengan model yang bagus. Apakah proses pendewasaan masa muda yang baik sangat penting bagi anak-anak? Memang luar biasa penting! Perkembangan karakter emosional (Emotional Intelligence) anak terutama hanya dapat dikembangkan pada saat anak berumur 2 - 7 tahun. Paud dan TK dapat membantu proses perkembangan karakater emosional anak. Jika anak mengalami kekerasan, penyiksaan, pelalaian, sepanjang hidupnya dia akan menderita (mengalami kekurangan kepercayaan diri, depresi, suli berhubungan dengan orang lain). Apalagi pengalaman buruk ini akan dicetak dalam gennya. Demikian rasa tidak aman dapat diwariskan kepada generasi berikut. Apakah orang tua dan pendidik pada umumnya memerlukan pelatihan pedagogi? (ilmu membimbing; secara literal berarti ''membimbing anak''). Apakah calon ibu dan bapak memerlukan pelatihan dan pengujian sebelum mereka berencana melahirkan anak? Tentu sangat dibutuhkan! Banyak anak yang mengalami kegagalan dalam hidupnya karena orang tua dan pendidik tidak mengetahui cara-cara menyikapi perilaku anak. Sebelum calon ibu dan bapak ingin mempunyai anak, mereka dapat dilatih mengenai bagaimana seharusnya merawat dan mengasuh dengan baik perkembangan karakter anak-anak. Serta mereka dapat berkonsultasi dengan orang yang sudah memiliki anak. Tetapi biasanya manusia tidak pernah mau tahu tentang pendidikan pedagogi, karena pengasuhan sudah tertanam dalam insting manusia. Sekarang sudah banyak keluarga yang peduli akan perkembangan anak mereka. Apa persepsi masyarakat tentang pelatihan pedagogi? Biasanya manusia berpendapat tiap ibu dan bapak sudah memiliki insting yang memungkinkan mereka mendidik anaknya dengan baik. Apakah itu benar? Ya, kita memang sering mengalami hal ini. Ibu menggangap diri mereka sudah bisa. Hanya dengan menggunakan naluri keibuan, memberikan kasih sayang sudah dirasa cukup untuk anak. Belajar melakukan hubungan dengan diri sendiri dan dengan orang lain. Perkembangan karakter dapat dikatakan proses melalui beberapa tahap tertentu. Perubahan dan kemajuan merupakan dua komponen esensial dalam proses Pembangunan Karakter 1. Inti perkembangan sosial adalah: • Memperdulikan orang lain: memperhatikan teman dan memahami isyarat-isyarat verbal maupun non verbal dengan baik. • Merundingkan dengan orang lain: kerja sama, mendengar, membantu, tidak memaksakan pendapat sendiri pada orang lain. • Empati: memahami emosi sendiri dan emosi orang lain dan memahami tujuan-tujuan orang lain. • Menguasai emosi: mampu menerima kegagalan, menahan emosi pada saat kegagalan, berani mengalah. • Menguasai tingkah-laku sendiri: berpikir sebelum berbuat, jangan berlaku berlebih-lebihan. • Meluruskan persoalan-persoalan: mampu meluruskan pertentangan dan pertengkaran, mendamaikan bentrokan. • Menghargai aturan-aturan: memenuhi perjanjian yang dibuat. Pendidikan berkontribusi bagi murid bukan hanya pada perkembangan kognitif saja, tetapi juga pada perkembangan sosial emosional. Bapak/ibu, nenek/kakek dan pendidik di sekolah sangat berperan dalam proses perkembangan sosial emosional anak. Diperlukan hubungan yang bersifat positif dengan orang tua. Keluarga dan guru memberikan kepercayaan diri yang kuat pada anak. Mereka akan merasa aman untuk mengembangkan ide-ide mereka, tidak takut melakukan kesalahan dan lebih mantap bergaul dengan anak-anak lain. Bagaimana dengan anak-anak yang suka memilih teman untuk diajak bermain? Biasanya hanya mau dengan teman yang serumpun/satu komunitas/satu kelompok? apakah kita biasanya juga bergaul seperti anak paud: memilih teman yang sudah dikenal? Kita lebih suka berteman dengan si A dan tidak dengan si B. Inilah kebiasaan manusia. Kita mencari keamanan dan biasanya kita takut pada orang yang tidak kita kenal. Anak meniru model orang tua dan keluarganya. Kadang kita harus menerima prilaku ini tetapi juga dengan manis tapi tegas mencoba mengatasinya, merubah prilaku ini. Caranya: pemberian MODEL yang baik kepada anak-anak, pembina dapat menunjukkan dia berani bermain dengan siapa saja. Peran keluarga, ortu, dan pendidik sebagai peneguh sangat diperlukan jika mereka memperlihatkan, merekam, dan mau bergaul dengan siapa saja. Anak akan merasa aman dengan siapa saja. Selain itu mereka merasa diterima dan dibantu dengan baik. Sudah dipastikan bahwa hubungan positif (ikatan batin) antara orang tua, keluarga, guru dan murid secara langsung menambah ketrampilan-ketrampilan sosial para murid. Hati anak-anak melekat pada orang tua, keluarga dan gurunya. Orang tua, nenek/kakek dan pendidik di sekolah tidak sempurna, tetapi mereka harus memiliki kemampuan: • Empati dan wawasan yang luas • Semangat dan energi • Optimisme dan humor Mendidik dengan baik dapat dianggap sebagai pemenuhan kebutuhan para murid di dua bidang, kognitif dan sosial. Artinya pendidik harus: • Meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui mengajar: penjelasan dan pengenalan dan feedback (pengaruh arus balik). • Memberikan perhatian pada perkembangan sosial melalui perhatian pada prilaku anak dan hubungan anak dengan keluarga dan temannya. Singkat kata: anak-anak akan belajar bagaimana kita dapat bergaul bersama dengan cara sopan dan sosial. Anak-anak yang dikucilkan atau diganggu dan digoda akan mengalami gangguan negatif dalam perkembangan sosial mereka. Anak-anak ini akan mengalami kemunduran dalam proses pelatihan ketrampilan-ketrampilan sosial. Jika selalu dikucilkan dan tidak diperbolehkan ikut bermain dan belajar bersama, anak-anak menutup dirinya dan perkembangan ketrampilan sosialnya menurun. Tentunya kemajuan belajar akan terganggu. Proses perkembangan sosial akan selalu menghasilkan tingkat kesosialan yang berbeda. Beberapa anak dapat mengembangkan sifat-sifat sosial yang kuat dan kadang juga beberapa anak dapat mengembangkan sifat-sifat anti sosial. Lingkungan dan keluarga sangat mempengharui perkembangan sosial anak-anak. Hubungan sosial: tanpa hubungan dengan orang lain hidup tidak bermakna. Memilih teman dilakukan berdasar beberapa unsur: persamaan, kesetimbalan atau komplementer. Anak-anak semuanya memerlukan hubungan dengan anak-anak di sekitarnya. Apalagi mereka suka sekali bermain bersama dan melakukan sesuatu bersama. Demikianlah mereka dapat mengetahui aturan-aturan sosial. Orang tidak dapat hidup sendirian, sebab setiap orang hanya dapat menjadi manusia bersama orang lain. Manusia juga sangat memerlukan pengakuan dan penghargaan. Jika kita sama sekali tidak menerima pengakuan atau penghargaan perkembangan emosional akan sangat terganggu. Harga diri akan hilang. Sering anak-anak tidak pernah mendapat pujian atau penghargaan dari bapak dan ibunya. Dengan demikian keadaannya, jelas peran orangtua, keluarga dan guru amat penting: pujian dan penghargaan harus menjadi tindakan utama tiap hari di rumah maupun di sekolah. Pujian adalah alat utama dalam pendidikan yang positif dan akan memberikan peluang pada anak-anak untuk cepat maju: proses perkembangan kognitif maupun emosional akan semakin kuat dan baik. Anak-anak juga akan merasa aman dan bahagia. Persahabatan adalah hubungan erat yang biasanya berlaku lama antar sebaya dan berdasarkan kepercayaan dan keyakinan kedua belah pihak. Kejujuran adalah ciri utama persahabatan. Selain itu yang juga amat penting adalah memenuhi janji, melakukan apa yang dijanjikan, dapat menjaga rahasia bersama, saling menukar informasi atau pendapat pribadi, dan saling menukar pikiran dengan keyakinan bahwa tidak akan diumumkan. Ciri-ciri persahabatan-persahabatan murid: • saling membantu • saling percaya • bergaul bersama • selalu berdiri bersama • jarang bertengkar Murid Paud dan TK dalam bermain biasanya sendiri dan murid SD bermain bersama. Biasanya anak-anak merasa paling aman jika mereka berada bersama dengan orang tua mereka. Keamanan ini memberikan peluang pada anak-anak untuk meneliti dan menemukan lingkungan mereka dan dunia di sekitar mereka. Demikian anak-anak menunjukan percaya diri dan juga kepercayaan pada orang lain. Mereka mudah berhubungan, tidak menaruh curiga dan amat peka terhadap pengalaman teman-teman mereka. Anak-anak yang tidak memiliki rasa aman/terlindungi justru sering takut dan penuh kecurigaan. Mereka mengalami kesulitan menahan emosi dan sering berlaku agresif. 1. Pembinaan: memberi dorongan semangat dan memacu anak-anak. Anak-anak akan mengikuti pembina dan guru yang semangat dan memberikan perhatian yang baik kepada mereka. Pembinaan serupa memungkinkan anak-anak dengan rasa gembira ikut serta dalam kegiatan-kegiatan baru, mengatasi kegagalan dan memberanikan diri. 2. Tiap anak harus diterima sebagai satu anak yang unik dan spesial yang memiliki personalitas (kepribadian) sendiri, dengan perkembangan karakternya dan pendapatnya sendiri. Orangtua dan guru harus menghadapi setiap anak dengan sikap terbuka, jujur, dan serius tanpa meniadakan pendapat dan perasaan anak. 3. Keterbukaan: hubungan dimana dan apa saja dapat dibicarakan. Anak-anak harus mengetahui dengan kepastian mereka dapat membincangkan apa saja tanpa ditertawai atau tidak dihiraukan. Orangtua dan pembina harus memperlihatkan keterbukaannya dan keseriusannya. 4. Hukuman sering dianggap sebagai alat terbaik dalam usaha-usaha pengendalian tingkah laku anak-anak. Hukuman bukan salah, tapi sebenarnya merupakan alat yang memalukan. Mengapa? Sepertinya kita sebagai orangtua atau guru tidak punya cara lain atau tidak berusaha mencari alternatif. Seberarnya alternatif sudah ada! Dan ternyata alternatif-alternatif tersebut jauh lebih berhasil. Kuncinya: berikanlah pada anak-anak wawasan terhadap kesalahannya. Sambil berbincang bersama anak untuk mengetahui dan memahami kesalahannya, akibat kesalahannya dan cara dia dapat menghindari kesalahannya. Selama beberapa abad sudah diketahui hukuman tidak dapat menghasilkan efek positif pada tingkah laku manusia; justru sebaliknya hanya sementara saja kelakuan buruk akan berhenti. Hukuman sama sekali tidak menghentikan kelakuan buruk dan tidak akan menghasilkan kelakuan yang baik. Kadang-kadang jika tidak berhasil, maka biarkan anak mengalami sendiri sebagai pengalaman mereka. Kami sering lakukan itu di Paud: anak yang berlari-larian dan mengganggu temannya sulit kita berikan wawasan tentang akibat yang terjadi. Biarkan mereka alami sendiri: jatuh berguling atau menangis. Baru diberikan wawasan jika hal itu dilakukan maka inilah akibatnya. Tingkah laku baru hanya dapat diajarkan melalui pengesahan dan pemberian hadiah. Dalam proses pendidikan tingkah laku yang bagus/baik selalu harus diberikan hadiah atau pujian. (contoh: stikker, hore, tepuk tangan, dan sentuhan). Penghadiahan yang paling penting adalah pengesahan dan penguatan rasa percaya diri. 5. Orangtua dan guru harus memperlihatkan tingkah-laku mereka yang selalu konsekuen, tegas dan jelas terhadap semua murid-murid. Plin-plan atau ragu-ragu adalah sikap yang sangat buruk. Salah jika pembina menghukum murid tanpa menjalankan hukuman tersebut. 2. Fase perkembangan: Umur 4 – 8 Tahun, Perluasan Lingkungan Sosial Pikiran anak-anak pada awalnya sangat egosentris (kepentingan sendiri). Pada saat anak-anak bersekolah di Paud atau TK sikap egosenstris bertahap akan menghilang karena perluasan drastis lingkungan sosialnya. Anak-anak akan menemukan banyak teman yang ikut masuk apalagi banyak guru atau pembina! Anak-anak menemukan dunia baru yang belum terbayang. Jumlah hubungan-hubungan bertambah dan harus dirawat. Banyak persahabatan dengan teman-teman baru. Selain teman nyata mereka juga punya teman khayalan (imajinasi), yang sebenarnya menguntungkan perkembangan sosial emosionalya. Anak-anak yang punya teman khayalan lebih koperatif, kreatif, fasih, jarang agresif, lebih tekun, lebih terfokus pada pekerjaannya dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Khayalan, Imajinasi membantu anak-anak menghadapi dunia! Karena lingkungan sosial meluas, anak-anak mulai menyadari makna penting keluarganya sendiri. Perhatian pada asal-usul keluarganya berkembang. Identification fase. Tahap pertama pengenalan pribadi (umur 3-7 tahun) Bertahap anak mulai menunjukkan kepribadiannya, mengambil peran dan memberanikan diri melawan orang lain. Dia mengetahui pentingnya aturan. Dan dia meniru orang yang menjadi modelnya. Sepanjang hari, ketika melihat sesuatu yang tidak diketahui, mereka akan bertanya ”Apa itu? apa itu?” Mereka ingin tahu apa saja. Mereka belum mampu memandang dan menilai hal-hal atau peristiwa melalui mata orang lain. Semuanya dilihat sepihak: egosentris. (eksperimen Piaget). Demikan juga emosi orang lain hanya dapat dirasakan sepihak. Baru pada umur 5-6 tahun anak dapat merasakan dan menerima emosi dan pandangan orang lain. Anak-anak di bawah umur 6 bersifat impulsif (ikut rangsangan): berpikir dan berbuat langsung. Mereka belum sepenuhnya dapat memahami atau memikirkan akibat perbuatan mereka. Anak Paud bermain sendiri. Mereka masih sibuk memenuhi semua keinginan mereka. Anak-anak TK sudah mulai bermain bersama, sudah dapat membagi permainan, dapat mengalah. Permainan dengan aturan-aturan yang jelas, paling disukai anak-anak TK. Anak Paud masih mengalami kesulitan bermain permainan dengan banyak aturan. Pembina bertahap akan memberikan wawasan terhadap konsep berbagi. Pembinaan: anak-anak umur 4-8 juga tergantung pada MODEL yang dapat menasehati dan mengatur tingkah laku mereka. Mereka menyesal jika mereka dimarahi atau jika prilaku mereka ditolak. Kehadiran model sangat penting tiap hari. Pembinaan seharusnya difokuskan pada keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan pembentukan identitas (karakter) anak-anak. Anak pada umur ini masih meniru apa yang dilakukan, diucapkan oleh orangtua, keluarga, pembina dan lingkungan di sekitarnya. Pada umumnya peniruan Model dilakukan tidak saja di Paud atau TK tetapi juga di Sd, SMP, SMA dan Mahasiswa. Peran model (pembina/guru) amat penting. Berikanlah mereka kesempatan berfantasi, berimijinasi! Anak Paud hanya dapat berkonsentrasi beberapa menit saja. Mereka cepat dirangsang oleh sesuatu lain. Mereka belum bisa menghindari segala rangsangan yang muncul dalam lingkungan mereka. Anak-anak dapat belajar bersama pembina cara bagaimana mereka dapat memperhatikan teman-teman mereka, berbagi permainan, menerima kekalahan dan mendamaikan persoalan berkat. Pada saat pertikaian pembina dapat menguraikan apa yang sebenarnya terjadi, mana yang baik dan mana yang buruk, serta bagaimana cara menghindari pertikaian. Pembina harus siap ikut campur, menguraikan persoalan dan membenarkan yang baik dan menentukan yang tidak baik bersama anak-anak. Umur 8 – 12 Pada periode ini penentuan identitas sosial amat penting dan minat pada kepribadiannya mulai muncul. Tiap anak ingin diterima oleh kelompoknya dan selalu akan ikut norma-norma kelompoknya. Umpamanya mereka suka mengumpulkan kelereng-kelereng atau robot-robotan. Anak yang suka dengan kelereng akan ikut dengan kelompok kelereng dan demikian dia membangkitkan minatnya dan menjadi anggota kelompok tersebut. Penukaran kelereng menjadi kegiatan sehari-hari mereka. Perkembangan persahabatan Jenis Persahabatan Periode-Umur Sifat-sifat Persahabatan Teman bermain Sebelum masuk sekolah Teman adalah anak yang menetap dekat rumahmu dan kebetulan menjadi teman bermain. Bantuan sepihak SD kelas 1-3 Teman adalah anak yang cukup akrab yang mengetahui apa yang anda suka dan tidak suka; teman penting karena dia dapat melakukan apa yang anda suka. Kerja sama dalam organisasi SD kelas 4 -6 Hubungan timbal balik yang terencana. Saling mengikuti keinginan dan harapan, tidak bertahan lama dan pertikaian dapat memecahkan persahabatan. Hubungan sahabat karib Umur 12-16 Hubungan lebih erat dan bertahan lama. Persahabatan sangat terbuka. Saling ketergantungan. Perselisihan-perselisihan tidak mengakhiri persahabatan. Demi pembangunan identitas sosial, peluang-peluang latihan untuk berinteraksi bersama amat diperlukan. Pergaulan dengan anak-anak sebaya penting demi perkembangan karakter dan kepribadian anak-anak. “Mendapat hubungan-hubungan buruk dengan anak-anak sebaya” ternyata sering mengakibatkan permasalahan di masa depan. Perubahan-perubahan pada Umur 12-16 Pada masa ini badan anak akan mengalami perubahan: fisiknya mulai berubah ke fisik orang dewasa. Anak memerlukan bantuan untuk menghilangkan sifat “ketergantungan” kepada orang dewasa. Demikian anak dapat memperkuat hubungannya dengan anak-anak sebaya. Pada pubertas anak mengalami perubahan fundamental bentuk fisiknya dan batinnya. Permainan: pandangan pakar pedagogi dan pakar psikologi. John Locke: berpendapat bahwa anak mengembangkan dirinya karena dipengaruhi oleh lingkungan. Walaupun bakat (talenta) amat berperan, Locke berpendapat “belajar” paling penting dalam proses berkembangan. Kunci-kunci sukses adalah: asosiasi, ulangan, imitasi, belajar melalui model, penghargaan, pujian dan hukuman. Dia amat benci pada hukuman apalagi hukuman badan. Hukuman akan menghasilkan manusia tanpa motivasi. Pujian, rayuan dan pelajaran melalui model merupakan jalan terbaik. Jean Piaget: melakukan penelitian tentang perkembangan karakter sosial-emosional dan kognitif anak-anak. “Bermain” menurut hasil penelitian sangat penting. Anak sepertinya sudah tahu, “bermain” amat diperlukan demi perkembangan daya pikirannya. Anak-anak melakukan permainan secara naluriah. Menurut Piaget “bermain” lebih berperan pada proses mencocokkan peristiwa-peristiwa yang baru dengan pola pikiran yang lama daripada proses menyusun kembali pikiran supaya dapat menyatu dengan peristiwa-peristiwa yang baru. Perkembangan “bermain” berjalan sesuai beberapa tahap perkembangan sosial emosional dan kognitif. • Sensori motorik (dari waktu kelahiran sampai umur 18 bulan) adalah “bermain serbaguna”, anak kecil akan mengulang-mengulang beberapa gerakan, karena dia merasa gembira pada saat dia dapat melakukannya. • Pre-operasional (antara umur 2-4 tahun) “bermain pura-pura” (main toko-tokoan, bayi-bayian, sekolah-sekolahan). Dengan demikian “bermain” memerlukan bayangan mental dan kemampuan berbahasa; “berpura-pura” sambil merubah keadaan dan menghidupkan kembali dengan obyek-obyek penggantinya dalam urut-urutan tertentu. • Konkrit operasionil (antara umur 7-11 tahun) “bermain dengan aturan”, anak-anak menteaterkan dan memainkan hidup sosial sehari-hari persis dengan aturan-aturan sosial yang berlaku. • “Bermain” menurut Piaget mengembangkan diri dari individual praktis ke individual simbolis ke sosial kolektif simbolis. “Bermain” adalah dasar untuk membayangkan sesuatu, dasar segala daya cipta (kreativitas dan imajinasi) dan dasar kemampuan untuk merencanakan sesuatu (planning). Teori Belajar Sosial 1. Bandura mengutarakan bahwa anak-anak belajar terutama dari peran model, contoh nyata. Contohnya model dan peran orangtua mereka. Tingkah laku sosial adalah peniruan (imitasi) akibat pengamatan yang nyata. Orangtua memang model terpenting. Jika mereka memukul anak mereka, mereka menunjukan pada anak mereka bagaimana caranya menyakiti orang lain. 2. Bandura menyebut 4 proses yang berperan dalam belajar melalui pengamatan: perhatian, daya ingatan, kemampuan mengulang gerakan motorik, penguatan, penghargaan dan motivasi. 3. Erikson menekan kerjasama anak dengan dunia sosial. Kepercayaan pada lingkungan sangat diperlukan dan sangat penting agar anak dapat berkembang. Kepercayaan ini memungkinkan 'rasa ketidaktergantungan' pada orang lain berkurang agar dia berani sendiri dan mandiri! Demikian anak akan berani mengambil peran, berinisiatif dan berimijinasi serta membangun rasa ingin tahu. DUNIA ANAK-ANAK PADA DASARNYA LAIN DARI ORANG DEWASA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar